Dear Sobat, sore yang berbahagia ini saya ingin berbagi mengenai Tenun Ikat Sintang atau Tenun Dayak. Tenun Ikat dan Batik merupakan hasil karya Bangsa Indonesia yang sangat saya kagumi. Banyak kandungan makna dan filosofi dibalik keindahan motif serta coraknya, walaupun jujur saya belum sampai kalau harus memahami dan belajar mengenai filosifi tersebut. Sebatas melihat keindahan helaian kain tersebut saja sudah mencuri hati saya apalagi jika mengetahui makna dan semua filosofi yang terkandung.
Ketertarikan saya pada Tenun Ikat tersebut karna ketertarikan saya terhadap dunia fashion. Banyak keindahan-keindahan lain yang bisa diciptakan dari helaian Tenun Ikat. Mengkombinasikan kain tradisional tersebut menjadi sebuah karya yang luar biasa bukanlah suatu hal yang sulit. Di kampung saya (Sintang) telah banyak masyarakat yang mengapresiasi produk lokal tersebut dengan menjadikannya baju, gaun serta pakaian lain yang tentunya di padu padankan agar terlihat modern namun tetap tidak meninggalkan kesan etniknya.
Berbicara mengenai Tenun Ikat Sintang alangkah baiknya kita mengetahui sejarah dibalik adanya karya yang indah tersebut. Pada waktu lampau menenun menjadi kewajiban bagi setiap perempuan dari suku Dayak. Hal ini dilakukan sebagai tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan akan pakaian serta keperluan adat istiadat. Namun dengan perkembangan zaman dan teknologi maka kegiatan menenun mmenjadi sesuatu yang langka dan tidak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Bagi sebagian kecil ibu-ibu, menenun dilaksanakan untuk mengisi waktu luang disela-sela kesibukan kegiatan pertanian, sehinggga untuk mengahsilkan kain memerlukan cukup banyak waktu. Dipahami bahwa seni budaya menenun merupakan kebudayaan yang diwariskan oleh generasi terdahulu yang mempunyai keunikan, nilai seni dan sejarah yang tinggi. Tahapan untuk menghasilkan sebuah karya kain tenun ikat dimulai dari penanaman kapas, pembuatan benang/memintal, ngaos (peminyakan benang), mewarna/mencelup, mengikat motif, menenun dan menjadikan pakaian adat merupakan rangkaian proses panjang. Dari beberapan tersebut dilakukan ritual-ritual tertentu yang dipercaya sebagai roh untuk membangkitkan semangat dalam bekerja maupun untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Berikut beberapa motif Tenun Ikat Sintang :
Sumber : Profil Produk Fashion Berbasis Etnik Lokal dan Perpaduan Trend internasional, 2011, Kementrian Perindustrian RI Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah Direktorat IKM Wilayah I.
Ketertarikan saya pada Tenun Ikat tersebut karna ketertarikan saya terhadap dunia fashion. Banyak keindahan-keindahan lain yang bisa diciptakan dari helaian Tenun Ikat. Mengkombinasikan kain tradisional tersebut menjadi sebuah karya yang luar biasa bukanlah suatu hal yang sulit. Di kampung saya (Sintang) telah banyak masyarakat yang mengapresiasi produk lokal tersebut dengan menjadikannya baju, gaun serta pakaian lain yang tentunya di padu padankan agar terlihat modern namun tetap tidak meninggalkan kesan etniknya.
Berbicara mengenai Tenun Ikat Sintang alangkah baiknya kita mengetahui sejarah dibalik adanya karya yang indah tersebut. Pada waktu lampau menenun menjadi kewajiban bagi setiap perempuan dari suku Dayak. Hal ini dilakukan sebagai tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan akan pakaian serta keperluan adat istiadat. Namun dengan perkembangan zaman dan teknologi maka kegiatan menenun mmenjadi sesuatu yang langka dan tidak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Bagi sebagian kecil ibu-ibu, menenun dilaksanakan untuk mengisi waktu luang disela-sela kesibukan kegiatan pertanian, sehinggga untuk mengahsilkan kain memerlukan cukup banyak waktu. Dipahami bahwa seni budaya menenun merupakan kebudayaan yang diwariskan oleh generasi terdahulu yang mempunyai keunikan, nilai seni dan sejarah yang tinggi. Tahapan untuk menghasilkan sebuah karya kain tenun ikat dimulai dari penanaman kapas, pembuatan benang/memintal, ngaos (peminyakan benang), mewarna/mencelup, mengikat motif, menenun dan menjadikan pakaian adat merupakan rangkaian proses panjang. Dari beberapan tersebut dilakukan ritual-ritual tertentu yang dipercaya sebagai roh untuk membangkitkan semangat dalam bekerja maupun untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
Berikut beberapa motif Tenun Ikat Sintang :
Sosialisasi keberadaan tenun ikat tersebut telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah misalnya dengan dibangunnya Galeri seni maupun dalam mengikuti event di dalam maupun di luar Kabupaten Sintang. Para designer lokal pun selalu memiliki ide kreatif untuk selalu menciptakan inovasi serta karya indah nan bernilai tinggi. Semoga saja banyak investor lokal maupun luar yang tertarik akan keberadaan Tenun ini agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di kota ini.
Jalan-jalan saya ketika mengunjungi Para Penenun di Betang Ensaid Panjang |
Sumber : Profil Produk Fashion Berbasis Etnik Lokal dan Perpaduan Trend internasional, 2011, Kementrian Perindustrian RI Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah Direktorat IKM Wilayah I.
0 komentar:
Posting Komentar