Sabtu, 17 Mei 2014

IBU 'MODERN' VS IBU 'TRADISIONAL'




Dear Sobat, sengaja saya tidak mendefinisikan apa itu ibu 'modern' dan ibu 'tradisional'. Saya ingin sobat pembaca sendiri yang menyimpulkan atas definisi tersebut. 
Uraian di bawah nanti merupakan murni pendapat pribadi yang diilhami dari lingkungan yang bisa terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terasa oleh perasaan alias hati penulis.

Yuk mari langsung aja cus ke penjelasannya (mudah2an aja bisa jelas).

1. Ibu Modern takut kalau bayinya ga mau minum susu formula. Banyak alasan yang mendasari mereka untuk mencetuskan teori tersebut, tapi selama pengamatan yang saya lihat alasan yang paling kuat adalah takut bayinya "kelaparan" saat mereka sibuk "kerja" (katanya). Andai mereka tau betapa berharganya ASI pasti mereka akan melakukan berbagai cara agar bayi-bayi mereka bisa makan+minum ASI. Hari gini, udah banyak banget keles info mengenai ASI, donor ASI, pompa ASI dll, bahkan komunitas-komunitasnya juga ga kalah saing banyaknya. Jadi ga ada alesan sih buat ga ASI.
Beda cerita dengan emak-emak jaman dulu. Anak sampe mau masuk TK aja masih ada yang di tetekin. Tapi salut banget deh buat ibu modern yang mau memberi ASI buat si bayi min 2 tahun disela kesibukan kerjanya.

2. Ibu Modern sedikit-sedikit menggunakan alat bantu. Contoh : pemompa ASI, kursi mandi bayi, penghisap/penyedot ingus dll. Keberadaan alat-alat tersebut tidak lain tidak bukan adalah mempermudah dan membantu pekerjaan sang ibu. Selama manfaatnya lebih banyak is ok wae kan. Tapi kalo ibu tradisional berpikir, ribet amat sih pake-pake alat segala belum lagi harganya yang mungkin aja mahal.Sampe nyedot ingus bayi aja harus pake alat. Asal ibu-ibu ketahui aja, biasanya ibu tradisional menyedot ingus banyinya langsung menggunakan mulut mereka. Tahukah Anda jika di dalam mulut ibu tersebut merupakan sarang kuman dan bakteri apalagi kalo ujuk-ujuk nyedot aja tanpa membersihkan rongga mulut sebelumnya. Niat awalnya pengen mengurangi menderitaan bayi eeh malah mendonorkan kuman dan bibit penyakit baru.

3. Ibu Modern sedikit-sedikit minum obat kalo si bayi sakit. Contoh : bayi panas langsung aja dicekokin paracetamol atau ibuprofen. Padahal di awal-awal panas bisa  di coba dulu dengan mengompres bayi dengan tumbukan daun kembang sepatu, kompres air hangat (ingat, bukan air es) atau cara-cara tradisional lainnya.

4. Ibu Modern bingung mau nitipkan bayinya dimana. Ga tau kenapa ibu-ibu jaman sekarang waktu sehari 24 jam itu kayaknya kurang. Padahal biasanya mereka udah dibantu oleh asisten rumah tangga. Sampe-sampe mereka bingung mau "ditarohh" dimana ni bayi biar ga mengganggu aktifitas. Ibu tradisional, si bayi belum bangun ibu udah sibuk dengan urusan kerumahtanggaannya. Pas bayi bangun tidur udah beres tu rumah dan segala isinya. Tinggal ngurus si buah hati. Sepanjang hari 24 jam ibu selalu mantengin tumbuh kembang anaknya agar ia tak ketinggalan sedikitpun moment berharga tersebut. Pokoknya ibu tradisional pinter banget dah management waktunya.

Sepertinya cukup 4 point aja yang baru bisa saya jabarkan. Mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat pembaca. Penulis saat ini hanya bisa menganalisa apa yang terjadi di lingkungan sekitar dan belum bisa mempraktekkannya (secara penulis belum ngalami punya anak). So, maaf jika uraian di  atas terlalu teoritis dan kurang berkenan di hati. Dari hati yang terdalam saya tulus ingin berbagi pengetahuan kepada sobat.


1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
    add Whatshapp : +85515373217 x-)

    BalasHapus